HORMAT
KEPADA ORANG TUA
Hormat
pada orang tua adalah suatu kewajiban semua orang. Dari yang muda hingga dewasa
sekali pun. Kita wajib menghormati terhadap orang yang lebih tua dari kita.
Khususnya tentang mencium tangan saat berjabat tangan terhadap orang tua dan
membungkuk saat lewat didepan orang tua.
Tradisi mencium
tangan ketika bersalaman dan membungkuk ketika melawati orang yang lebih tua
memang sudah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Sebuah bentuk
penghormatan dan gambaran budi pekerti luhur yang diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi.
Saya sendiri sedari kecil sudah
dididik untuk mencium tangan orang yang lebih tua sebagai penghargaan dan sopan
santun. Ketika berpamitan akan berangkat ke sekolah ataupun bepergian ke suatu
tempat mencium tangan orang tua adalah hal yang wajib dilakukan. Pada saat
bertemu Paman ataupun Bibi, Ibu/Bapak Guru, atau siapapun yang lebih tua dan
dihormati mencium tangan adalah sebuah keharusan.
Saya juga didik tentang bagaimana
tata krama ketika melewati atau berjalan dihadapan orang tua. Saat
berjalan dengan membungkukkan badan seperti ini, haruslah berjalan dengan
pelan-pelan, bukan malah berlari. Hal seperti itu adalah cara orang yang lebih
muda dalam menghormati orang yang lebih tua, apabila hendak lewat di depannya.
1.
Tradisi
Mencium Tangan pada Orang Tua
Bukan pemandangan aneh lagi di Indonesia jika kita melihat
bayi-bayi berusia setahun sudah dididik untuk mencium tangan. “Yuk salim,/salim
dulu sama om. Eitss.. salimnya pake tangan kanan” ataukah “Afika, cium tangan
tante dulu dong. Tante sudah mau pulang nih” dengan jemari mungilnya menjabat
tangan orang dewasa tersebut, sedikit membungkukkan badan dan memonyongkan
bibirnya di punggung tangan orang yang disalaminya.
Di Jawa sendiri ada sebuah tradisi mencium tangan yang disebut
dengan Sungkeman. Sungkeman
berasal dari kata sungkem yang berarti mencium tangan dengan posisi setengah
jongkok atau bersimpuh. Sungkeman ini menjadi tradisi ketika hari raya Idul
Fitri dengan tujuan untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah
dilakukan kepada orang tua. Selain hari lebaran, sungkeman ini biasa juga
dilakukan pada acara pernikahan.
Mencium tangan orang tua memang bukan sesuatu yang wajib,
namun sunnah. Hanya di balik persoalan antara wajib dan sunnah itu tersimpan
banyak manfaat yang besar. Ada hubungan yang tidak berjarak antara orangtua dan
anak. Untuk itu, rasanya sangat tepat jika tindakan mencium tangan tersebut
menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan.
Sebenarnya
kalau mau dibilang budaya Islam tidak juga, entah darimana tradisi ini berasal.
Karena di negeri Arab sendiri cium tangan dulu pernah menjadi tradisi, terutama
cium tangan kepada Raja dan keluarga kerajaan. Tapi sejak tahun 2005, Raja
Abdullah telah mengakhiri tradisi mencium tangan keluarga kerajaan yang telah
berjalan selama ini.
Orangtua yang menyayangi anaknya
sudah pasti akan melakukannya secara total, begitu juga sebaliknya. Selain itu,
berkah orangtua untuk anaknya juga akan mengalir seraya menjulurkan tangannya.
Mereka akan berdoa dengan tulus dan ikhlas untuk kebaikan dan kesuksesan kita.
Dengan begitu, manfaat yang sangat besar akan dirasakan saat ini atau di masa
mendatang untuk kita sebagai anak.
Tapi kenapa anak-anak jaman sekarang
tidak mau mencium tangan orang tua ketika bersalaman, kepada guru, dosen, kyai,
ustads, orang lain, bahkan kepada orang tua kandungnya sendiri. Termasuk kita
sebagai mahasiswa, yang notabenya masih tergolong sebagai anak-anak, sudah
jarang sekali seorang mahasiswa mau mencium tangan kepada orang tua ketika
berjabat tangan.
Kebanyakan
dari mahasiswa menganggap ketika berjabat tangan dengan orang yang lebih tua
tidak perlu mencium tangan, karena sama-sama manusia dan drajatnya pun sama,
tapi itu menurut saya keliru, Semua itu coba kita niatkan hanya untuk
menghormati dan menyayangi beliau yang telah banyak memberikan kebaikannya
tanpa pamrih. Bisakah kita membalas kebaikan mereka? Terkadang kita bisa saja
memberikan jawaban ‘iya’, tetapi ketika akan melakukannya lebih sering berpikir
ulang karena alasan ini dan itu. Ya begitulah jaman sekarang.
Tradisi dan Budaya Indonesia harus
selalu kita lestarikan karena itu adalah identitas kita sebagai orang
Indonesia. Jangan biarkan arus globalisasi dan penetrasi budaya asing membuat
nilai-nilai kesantunan dan kesopanan kita luntur. Siapa lagi yang bisa menjaga
dan melestarikan tradisi dan budaya Indonesia selain orang Indonesia sendiri.
Jangan sampai kita baru menyadari sebuah budaya dan tradisi itu milik kita
setelah di klaim oleh negara lain.
Tradisi cium tangan ini patut kita banggakan dan
lestarikan. Mengapa?
Karena
orang-orang di luar Indonesia kagum dengan tradisi ini. Saya membaca salah satu
artikel bertajuk “Guru Australia : Saya Kaget Murid Cium Tangan”. Beberapa Guru
asal Australia yang diberikan kesempatan untuk mengajar beberapa minggu di
Indonesia, mengaku banyak menemui hal menarik yang tidak mereka temui di negara
mereka. “Saya melihat murid-murid di Indonesia sangat menghormati guru mereka.
Jujur, saya kaget dengan tradisi murid-murid mencium tangan saya sebagai bentuk
penghormatan terhadap guru," tutur Emily Sullivan, seorang pengajar dari
Our Lady of Sacred Heart College, Adelaide, di Jakarta.
2. Membungkuk Ketika Berjalan Didepan
Orang Tua
Saat
berjalan melewati orang tua, alangkah baiknya kita membungkukan setengah badan
berjalan pelan-pelan sambil berkata “permisi”. itu adalah suatu penghormatan
dari kita sebagai orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua. Perilaku
tersebut merupakan suatu etika sopan santun dan tata krama yang hampir punah
sekarang. Kebanyakan anak jaman sekarang ketika lewat didepan orang yang lebih
tua, berjalan seenaknya, tanpa menyapa bahkan malah sambil lari-lari.
Dalam interaksi sehari-hari di masyarakat, orang lebih
muda akan selalu membungkukkan badannya ketika sedang berjalan di depan orang
yang lebih tua. Etika ini bila dilihat sepintas akan terlihat sangat sepele,
namun sebenarnya etika ini menggambarkan sikap tunduk atau hormat antara orang
muda terhadap orang yang lebih tua. Selain itu, sikap membungkukkan badan juga
menandakan bahwa orang ini menghargai dan menempatkan posisinya.
Sayangnya,
anak-anak muda zaman sekarang sudah mulai pudar sopan santun dan tata kramanya.
Sehingga membuat mereka merasa tidak perlu lagi melakukan hal-hal yang diajarkan
orang tuanya sejak kecil. Disaat seperti sekarang ini, banyak anak kecil atau
orang yang lebih muda, berjalan seenaknya saat lewat di depan oran yang lebih
tua. Akibat pengaruh budaya luar, akan membuat tata krama dan perilaku anak
muda menjadi berubah. Maka dari itu kita harus pandai-pandai memilih kebudayaan
yang masuk, dengan meniru hal baik dan membuang hal yang sekiranya tidak pantas
dilakukan orang. Agar, sopan santun atau etika orang teteap terjaga dan tidak hilang dengan begitu saja.
No comments:
Post a Comment